Sebagai bentuk selebrasi kehadiran brand Acer selama 25 tahun, perusahaan elektronik tersebut melahirkan laptop yang cocok untuk profesional dan hiburan. Ya, adalah Acer Aspire Lite 14 (AL14-51M), laptop yang punya desain metal keren dengan performa yang andal untuk segala kebutuhan.
Kualitas tampilan layarnya akan mampu membuat siapa pun terkesima, lantaran sudah mengusung teknologi Acer ComfyView sebagai fitur anti-glare yang efektif, serta resolusi tinggi WUXGA yang di atas rata-rata.
Mau dipakai bermain game? Laptop ini juga lancar loh memainkan sejumlah permainan populer. Apalagi dengan layarnya yang cerah dan warna menyala, akan semakin meningkatkan pengalaman hiburan apa pun yang bisa dilakukan di laptop.
Tertarik dengan laptop Acer ini? Kalau begitu, tidak ada salahnya membaca review yang sudah saya persiapkan dengan lengkap berikut ini. Akankah laptop seharga Rp6 jutaan ini menarik minat Anda untuk membeli?
Spesifikasi Acer Aspire Lite 14 (AL14-51M)
Isi Kotak
Laptop yang saya uji merupakan Acer Aspire Lite 14 Special 25th Anniversary Edition (AL14-51M), menggunakan prosesor Intel Core i3-1215U dengan RAM 8 GB dan SSD NVMe 256 GB.
Laptop ini hadir dengan kotak kemasan yang tidak begitu istimewa menurut saya. Adapun aksesoris yang tercakup di dalamnya pun tak banyak, hanya unit laptop dan juga charger 65 watt. Akan tetapi, bisa saja produk yang tersedia secara retail turut sertakan aksesoris lain seperti tas ransel.
Desain Bodi dan Port
Ingin merasakan laptop dengan tampilan modern dan profesional? Acer Aspire Lite 14 adalah salah satu opsi terbaik yang bisa Anda pertimbangkan. Dengan warna perak serta tampilan corak geometris yang memukau, laptop ini memberikan vibe futuristik yang menyenangkan.
Feel nyaman saat membuka laptop juga sungguh “dapat”. Casis metalnya benar-benar terasa kuat. Dengan hanya sekali pakai laptop ini, langsung ketahuan kalau bodinya memiliki build quality yang baik.
Saat dipangku maupun dibawa di dalam tas, laptop pun juga tidak terasa terlalu berat. Wajar saja, bobotnya yang cuman 1,5 kg membuatnya cukup nyaman untuk dibawa bepergian. Tapi, sebenarnya perlu laptop dengan bobot 1,5 kg ini sering ditemukan di kelas harganya.
Sehari-harinya, saya menggunakan laptop HP 245 G7 dengan bobot yang sama, yakni 1,5 kg. Sehingga saya tidak merasakan adanya pengalaman baru saat membawa laptop ini bepergian. Padahal HP 245 G7 rilis sekitar tahun 2022. Awalnya saya berharap, rentang waktu dua tahun bisa meningkatkan standar bobot laptop Rp6 jutaan di tahun 2024.
Di sisi kiri laptop, ada port USB-C yang dapat digunakan untuk DC-in, display out, serta transfer data. Tersedia pula port HDMI 2.0 dengan dukungan HDCP, serta satu port USB-A 3.2 Gen 1.
Di sisi kanan ada lebih banyak port, yakni headphone jack, dua port USB-A 3.2 Gen 1, slot SD Card, dan juga Kensington Lock untuk menjaga laptop dari kemalingan saat ditinggal sejenak di tempat umum (tapi kabelnya dijual terpisah).
Keyboard dan Trackpad
Oke, kini berbicara keyboard dan trackpad. Jujur, saya cukup kaget dengan penempatan tombol power di dalam keyboard, tepatnya di sebelah kanan tombol Del. Kabar baiknya, tombol power ini terletak paling ujung kanan atas alih-alih di sebelah kiri tombol Del seperti pada ASUS Vivobook S 14 OLED.
Lagi pula, tombol power ini sama sekali tidak melakukan apa-apa saat ditekan. Tombol baru akan memunculkan tampilan konfirmasi shutdown saat ditekan dalam waktu cukup lama.
Lagi pulanya lagi, sepanjang pengalaman saya mengetik pakai laptop ini (kurang lebih sebulan), tidak sekalipun terjadi salah pencet tombol power. Mungkin karena saya memang tidak pernah punya keperluan untuk mengetik jajaran tombol paling atas. Tapi untuk para desainer atau programmer yang sering pencet tombol Del, mungkin akan lain.
Pengalaman mengetik cukup nyaman, kendati lagi-lagi cukup dikagetkan dengan fakta tidak adanya fitur backlight di laptop ini. Walau begitu, fitur ergolift membuat pengalaman mengetik sedikit lebih nyaman. Ini karena posisi keyboard terangkat sedikit untuk mencapai sudut nyaman saat mengetik.
Ada satu hal lagi yang bikin saya garuk-garuk kepala: keyboard ini tidak memiliki tombol PrtScr. Ya, saya sudah coba cari dengan hati-hati, namun tetap saja tidak ditemukan. Sebagai content writer yang suka bikin tutorial, saya jadi agak sulit mengambil tangkapan layar. Untungnya masih bisa diakali dengan Ctrl + Shift + S untuk memakai Snipping Tool.
Kini beralih ke trackpad, dan bisa saya akui kalau ukurannya yang sangat besar sungguh memudahkan saya untuk tempel dan geser (drag and drop) tanpa kesulitan. Padahal umumnya saya perlu mouse untuk melakukannya dengan nyaman.
Namun yang saya cukup sayangkan, saya tidak menemukan opsi kustomasi untuk mengubah tap dua jari menjadi klik tengah pada mouse. Ini agak menyulitkan proses riset di browser yang memerlukan banyak fungsi open in a new tab. Saat two-finger tap, yang keluar malah menu kontekstual (klik kanan).
Layar
Acer Aspire Lite 14 menawarkan panel layar IPS LCD berukuran 14 inci. Resolusinya sangat tinggi, di angka 1.920 x 1.200 piksel atau yang biasa disebut WUXGA. Saya benar-benar bisa kasih rating 10/10 perihal kualitas layarnya.
Panel layar juga dibekali Acer ComfyView yang sangat ampuh mengurangi pantulan cahaya. Perlu diketahui, beberapa laptop ada yang kurang baik dalam memantulkan bayangan pengguna di layar. Alhasil, menikmati konten akan sangat mengganggu.
Nah, tampilan layar Acer Aspire Lite 14 ini sama sekali tidak menampilkan bayangan wajah saya, baik pada kondisi penerangan sekitar yang tinggi maupun saat redup.
Semua yang ditampilkan di layar sangat cerah dan tajam. Saya pun kaget setelah cek ternyata laptop ini pakai IPS LCD, karena saya awalnya mengira dia pakai OLED. Sebab, kualitas layarnya memang sebaik itu.
Warna-warnanya sungguh “keluar” dan menyala, baik ketika gaming maupun menonton adegan seru di cuplikan YouTube. Ukuran layarnya pun secara signifikan berbeda jauh dengan HP 245 G7 yang saya gunakan sehari-hari. Sebab, selain karena ukuran real-nya yang memang lebih besar, bezel kiri-kanannya memang sangat tipis.
Kedua laptop ini sama-sama bisa meraih kecerahan tinggi di tingkatan brightness maksimal. Tapi di saat HP 245 G7 agak-agak bikin mata saya sakit, layar Acer Aspire 14 Lite tetap terlihat pleasant.
Menariknya, layar juga sudah mendukung fitur HDR Video Streaming. Sehingga, detail-detail pada gedung dan pegunungan di layar yang semestinya terlihat agak redup, jadi terlihat lebih jelas dan sinematik.
Jauh lebih menariknya lagi, saya sama sekali tidak melihat adanya perubahan kualitas saat melihat layar dari samping. Warna, ketajaman, serta kecerahannya terlihat sama seperti ketika layar dilihat dari depan. Artinya, layar Acer Aspire Lite 14 mendukung viewing angle yang luas, sehingga nyaman dipakai nobar bersama teman atau pasangan.
Performa CPU
Di dalam laptop Acer Aspire Lite 14, tersempat prosesor Intel i3 generasi ke-12, atau lebih spesifiknya adalah Intel Core i3-1215U. Prosesor ini menggunakan salah satu arsitektur hibrida terbaru dengan pergabungan 4 core performa dan 6 core efisiensi (beserta 8 untaian/thread).
Sebenarnya, generasi Intel Core ke-12 bukanlah yang terbaru di tahun 2024. Sebab, di tahun 2024, sudah cukup banyak laptop yang menggunakan generasi ke-13 dan ke-14. Namun tentunya laptop-laptop tersebut berada di rentang harga yang lebih tinggi.
Intel Core i3-1215U sendiri mampu meraih clock speed hingga 4.4 GHz. Saking kencangnya ini laptop, saya tidak merasakan adanya lag sama sekali ketika membuka sebanyak lebih dari 20 tab di Microsoft Edge.
Berpindah-pindah aplikasi terasa smooth. Bahkan saat melakukan log in atau masuk ke desktop dari screensaver, laptop ini terasa lebih responsif ketimbang HP 245 G7 yang saya gunakan sehari-hari (daily driver).
Berdasarkan pengujian, Acer Aspire Lite 14 mendapatkan skor Geekbench 6 sebesar 2.101 poin pada single core dan 5.921 poin pada multi-core. Ini jauh lebih tinggi dari HP 245 G7 (AMD Ryzen 3 3300U) yang cuman dapat 552 poin pada single core dan 1.677 poin pada multi-core. Maklum, memang laptop saya yang agak jadul.
Untuk skenario aktivitas perkantoran, saya pun menjalankan pengujian pakai software PC Mark 10. Hasilnya cukup memuaskan, laptop berhasil meraih skor 4.875 poin yang tergolong kencang untuk laptop di harga Rp6 jutaan.
Untuk memastikan performa laptop tetap konsisten, saya pun mengujikan performa CPU menggunakan Cinebench R15 sebanyak 10 kali.
Skor tertinggi yang diraih adalah 840 cb pada percobaan ke-4, dan angka terendahnya adalah 780 cb pada pengujian ke-2. Melihat betapa lurusnya garis perbandingan dari 10 pengujian di atas, bisa disimpulkan kalau Acer Aspire Lite 14 memiliki konsistensi performa yang baik.
Performa Grafis
Sebagai laptop non-gaming, Acer Aspire Lite 14 memang tidak dibekali kartu grafis discrete. Namun, laptop ini sudah disokong dengan Intel Iris Xe Graphics yang mampu raih kecepatan 1.2 GHz. Kartu grafis ini sudah dukung OpenGL 4.6, OpenCL 3.0, serta DirectX 12.1.
Saat coba rendering grafis pakai Cinebench R15 sebanyak 10 kali, konsistensi performanya sungguh luar biasa. Dari 10 pengujian, skor tertinggi yang didapat adalah 82,16 FPS pada pengujian pertama. Sedangkan skor terendahnya masih tergolong tinggi di angka 77,82 FPS, pada pengujian ke-10.
Saya pun mencoba bermain sejumlah game di laptop ini untuk menguji kemampuan grafisnya, yakni Genshin Impact, Saints Row (2022), serta Valorant. Hasilnya bisa dilihat berikut ini.
Saat memainkan Genshin Impact pada pengaturan grafis Medium di resolusi 1080p, laptop berhasil meraih frame rate stabil di angka 33 FPS. Sangat jarang saya menemukan skenario yang membuatnya turun ke bawah 30 FPS, kecuali saat memasuki area baru yang mungkin memerlukan waktu sejenak untuk rendering.
Saya coba turunkan resolusi ke 720p dan naikkan grafis ke High, hasilnya sangat luar biasa. Frame rate yang didapat mendekati 60 FPS, namun dengan detail grafis yang lebih indah dan memukau. Tapi buat orang-orang yang matanya sensitif terhadap resolusi rendah, mungkin akan menyadari ketajamannya tak sebaik 1080p.
Saya mendapatkan game Saints Row (2022) secara gratis dari Epic Store, dan akhirnya berkesempatan cicipi game dunia terbuka satu ini. Pada resolusi dan pengaturan grafis terendah yang bisa saya dapatkan (Low, 720p), game ini berhasil stabil di angka 25-an FPS.
Buat mayoritas orang, game tersebut tidak akan terasa playable di laptop ini. Tapi tentu saja wajar, mengingat game ini tidak dimaksudkan untuk dimainkan pada kartu grafis onboard. Namun, nyatanya saya berhasil melalui prolog dengan nyaman, kendati isinya banyak adegan pertarungan tembak-tembakan yang sengit.
Saya sengaja mengatur pengaturan grafis Low pada game Valorant. Sebab, sebagai permainan FPS multiplayer, frame rate lebih penting dibandingkan kualitas grafis. Akan tetapi, agar bisa melihat lawan dengan jernih, resolusinya dipasangkan ke native alias 1.920 x 1.200 piksel.
Hasilnya tentu luar biasa, Valorant berhasil konsisten meraih 113 FPS sepanjang permainan. Tidak pernah ada lag maupun stutter, bahkan saat menghadang beberapa musuh secara bersamaan.
Performa SSD
Kebetulan unit yang diterima kantor Carisinyal.com adalah yang pakai SSD NVMe 256 GB (PCIe 4.0 x4). Jenisnya adalah Kingston OM8SEP4256Q-A01. Ada slot kosong yang bisa diisi dengan SSD lainnya.
Jika menurut Anda 256 GB kekecilan, bisa pilih varian yang pakai 512 GB. Tenang saja, harganya masih di bawah Rp7 juta, kok. Untuk RAM-nya menggunakan tipe DDR5 berkapasitas 8 GB, dan masih bisa di-upgrade di slot kedua.
Di atas adalah hasil pengujian performa SSD berdasarkan CrystalDiskMark 8.0.5. Hasilnya menurut saya cukup satisfactory, ya. Dengan kecepatan baca sekuensial di angka 3.271,95 MB/s dan tulis sekuensial 1.135,44 MB/s, saya sungguh alami pengalaman transfer data yang sangat cepat.
Kualitas Webcam dan Mikrofon
Acer Aspire Lite 14 hadir dengan webcam Hy FHD5330 Camera dengan resolusi Full HD, alias 1.920 x 1.800 piksel. Setelah saya cek, tidak ditemukan sama sekali penutup webcam sebagai sarana penjaga privasi seperti pada laptop-laptop modern lain pada umumnya.
Saya cukup excited mencoba webcam di laptop ini lantaran punya resolusi Full HD. Semestinya, ia bisa hasilkan kualitas video yang lebih tajam. Namun ketika dicoba di dalam ruangan pada kondisi penerangan cukup, rupanya webcam tidak dapat menampilkan wajah saya sama sekali.
Entah mengapa, hasil webcam jauh terlihat lebih gelap dari semestinya. Padahal, HP 245 G7 yang menjadi daily driver saya mampu tampilkan rekaman video yang jauh lebih terang. Berikut ini perbandingannya pada online meeting menggunakan Google Meet dan Zoom Meeting.
Kedua perbandingan di atas dilakukan pada pengaturan lingkungan yang sama, tanpa filter, dan tanpa penambahan enhancement apa pun. Saya masih dapat melihat sekilas wajah saya pada Acer Aspire Lite 14, namun ini sayangnya masih terlalu gelap untuk penggunaan dalam ruangan.
Webcam memiliki fitur privacy shutter yang sayangnya, perlu Anda tutup dan buka secara manual alih-alih dikontrol melalui shortcut di keyboard.
Untuk yang pertama kali menutup webcam, Anda perlu sedikit meraba-raba pakai tangan untuk dapat menggeser switch penutup di area webcam.
Karena keberadaannya kurang kentara, pengguna awam pun mungkin tidak akan tahu ada fitur tersebut kalau tidak diberitahu oleh orang yang mengerti soal laptop (atau membacanya di laman spesifikasi/review).
Kalau menyoal mikrofon, tidak ada keluhan sama sekali. Suara saya masih terdengar jelas dan jernih. Saya membandingkannya dengan laptop daily driver yang saya gunakan, dan hasilnya cukup mendekati.
Kualitas Audio
Saya agak kaget mendengar kualitas suara laptop ini. Mengapa? Karena menurut saya, tidak ada kualitas suara yang nendang dihasilkan dari speaker laptop.
Perlu diketahui, speaker-nya ada dua yang terletak di sisi kanan dan kiri keyboard. Oleh karena itu saya langsung berpikir, “wah, mereka tampaknya mempertimbangkan speaker dengan baik”.
Soalnya, asumsi saya, jika speaker memiliki lokasi kanan dan kiri yang terpisah, maka ia akan menghadirkan suara yang lebih immersive. Tapi ketika saya menonton Netflix, melihat konten podcast di YouTube, atau saat bermain game, hasil suara speaker-nya cenderung cempreng.
Bahkan ketika volume dimaksimalkan, suara yang keluar masih terasa kurang keras. Sebagai perbandingan, laptop HP 245 G7 yang saya pakai sebagai daily driver, dapat mengeluarkan suara yang jauh lebih ngebass dan nendang dibandingkan Acer Aspire Lite 14, saat berada di tingkatan volume yang sama.
Minimnya kualitas suara speaker pada Acer Aspire Lite 14 juga tambah jadi masalah lantaran suara kipasnya yang cukup mengganggu. Ada beberapa aktivitas yang menurut saya tidak berat-berat amat (saat kondisi idle, browsing, dan lain-lain), tapi tetap memicu kipas untuk bergerak kencang sehingga menimbulkan bunyi yang bising.
Istri saya ketika kebetulan melewat pun sampai bertanya-tanya dari mana suara kipas ini berasal. Ini berarti, suara kipas juga tak hanya terdengar oleh pemakai yang duduk tepat berhadapan dengan laptop, melainkan juga orang sekitarnya yang jaraknya lebih jauh.
Baterai
Kapasitas baterai laptop ini adalah sebesar 58 Whr. Laptop ini hadir dengan charger USB-C dengan daya 65 watt.
Secara besaran kapasitas, Acer Aspire Lite 14 punya salah satu kapasitas baterai terbesar di kelas harganya. Jika diperhatikan, hampir semua pesaingnya punya kapasitas lebih kecil, seperti HP 255 G8 dengan kapasitas 41 Whr atau Lenovo IdeaPad Slim 3 dengan kapasitas 38 Whr.
Saat saya memakai laptop tanpa tercolok dengan charger, saya bisa mengerjakan aktivitas produktif seperti mengetik, browsing, dan sedikit aktivitas menonton YouTube hingga seharian penuh.
Saya pun mencoba melakukan pengetesan streaming YouTube pada resolusi 1080p, dengan mode baterai balanced, volume suara 60 persen, dan kecerahan 50 persen. Berikut hasilnya.
Terlihat bahwa kondisi baterai masih 100 persen pada pukul 14:46, lalu terkuras menjadi 5 persen pada pukul 19:32. Artinya, Acer Aspire Lite 14 mampu bertahan selama 4 jam 46 menit saat menonton video YouTube di resolusi Full HD.
Berdasarkan hasil di atas, laptop dapat terisi dari 5 persen ke 58 persen dari pukul 00:52 WIB hingga 1:59 WIB, alias 1 jam 7 menit.
Simpulan
Menonjol di beberapa hal, tapi juga terasa kurang di beberapa hal, adalah pengalaman yang saya rasakan saat review Acer Aspire Lite 14 Special Edition Acer 25th ini.
Layar, performa, desain, build quality, ketahanan baterai, adalah hal-hal yang bisa saya puji pada laptop ini. Akan tetapi, pengalaman speaker dan webcam yang saya rasakan terasa agak kurang optimal.
Laptop ini bakal cocok buat Anda yang memprioritaskan pengalaman layar tinggi. Berkat resolusi IPS LCD-nya yang sebesar WUXGA, ketajaman yang dihasilkan sangat baik. Performa untuk game juga bersaing tinggi di kelas harganya.
Untuk Office pun sebenarnya lancar-lancar saja, asalkan Anda tidak terlalu sering melakukan penangkapan gambar di layar (screenshot). Sebab, keyboard di laptop ini memang kurang lengkap tombol-tombolnya.
Acer Aspire Lite 14 Special Edition Acer 25th Anniversary Edition dirilis dengan harga Rp6.249.000 untuk SSD 256 GB/8 GB, serta Rp6.449.000 untuk varian SSD 512 GB/8 GB. Laptop ini juga sudah hadir dengan Windows 11 Home orisinal dan Microsoft Office Home & Student 2021. Jadi, tidak perlu beli software Office secara terpisah.
Pembeli juga berkesempatan mendapatkan ratusan hadiah menarik seperti mobil listrik dan motor listrik, serta hadiah langsung seperti diskon hingga Rp6 juta, dan juga gratis monitor LCD gaming, travel voucher, dan masih banyak lagi. Kunjungi laman Kejutan 25 Tahun Acer untuk informasi selengkapnya.
(+) Kelebihan
- Tampilan layar tajam, jernih, cerah, dengan warna menyala
- Bezel layar tipis, tampilan layar tidak menampilkan pantulan atau bayangan
- Performa berdaya saing tinggi, dipakai gaming pun cukup nyaman walau tanpa VGA discrete
- Trackpad yang sangat luas, nyaman dipakai drag and drop
- Ketahanan baterai cukup oke
- Kelengkapan port cukup baik, ada USB-C, USB-A, dan HDMI port
- Bobot bodi cukup ringan untuk bepergian
- Bisa charge pakai USB-C, buka kesempatan bagi pemilik power bank untuk meningkatkan pengalaman mobilitas
(-) Hal yang perlu diperhatikan
- Pengalaman webcam dan audio bisa lebih ditingkatkan lagi
- Tombol di keyboard tidak lengkap
- Suara kipas cukup bising, bahkan bisa menutupi suara speaker
sumber carisinyal.com